PENGERTIAN
SHALAT SUNNAH BESERTA PEMBAGIANNYA.
Shalat
sunnah ( shalat nafilah ) adalah shalat tambahan diluar shalat fardhu, bila
dikerjakan akan mendapat pahala tetapi bil;a ditinggalkan tidak berdosa.
Shalat sunnah terbagi dua yaitu:
- Shalat sunnah yang dilaksanakan
secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status hukumnya adalah muakkad,
contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih, istisqa, kusuf dan
khusuf.
- Shalat sunnah yang dikerjakan
secara munfarid ( sendiri-sendiri ). Status hukumnya ada yang muakkad seperti:
shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada pula yang status hukumnya sunnah
biasa ( ghairu muakkad ) seperti: shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha,
shalat witir, dan lain-lain.
MACAM-MACAM
SHALAT SUNNAH.
Shalat Dhuha, menurut pengertian
bahasa, kata dhuha berarti matahari sedang naik. Jadi shalat
dhuha dapat diartikan sebagai shalat sunnah yang dikerjakan pada saat matahari
sedang naik. Waktu mengerjakannya ialah semenjak matahari naik kira-kira
sepenggalah sampai dengan masuknya waktu DZuhur ( tergelincir matahari ).
Shalat dzuha merupakan shalat sunnah yang danjurkan oleh rasulullah saw.
SHOLAT DHUHA
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika
matahari sedang naik.
Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya
(kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur.
Jumlah raka’at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau
12 raka’at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka’at sekali salam
A. Tata Cara Shalat Dhuha
Diriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Amir bahwa
Rosulullah saw bersabda: “Sholatlah kalian dua roka’at dari sholat Dluha dengan
membaca dua surat tentangnya: wasy-syamsi wa dluhaha dan surat adh-Dluha
- Pada
rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Asy-Syams
- Pada
rakaat kedua membaca surat Adh-Dhuha
Dan diriwayatkan dari al ‘Uqaili bahwa Rosulullah saw dalam dua roka’at
sholat Dluha membaca Qul ya ayyuhal kafirun dan Qul huwallahu ahad
- Pada
rakaat pertama Al kafirun
- Pada
rakaat kedua Al Ikhlas
Niat shalat dhuha adalah:
Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi
ta’aalaa.
Artinya: ” Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah.”
Dzikir setelah Dhuha
Diriwayatkan setelah shalat dhuha Nabi S.A.W membaca
رَبِّ
اغْفِرْ لِي وَ تُبْ عَلَيَّ
إِ نَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُوْرَ
Robbigh firly watub ‘alayya innaka antat-tawwaabul
Ghofur ( dibaca 100 x )
Ya Robbi, Ampunilah aku dan terimalah taubatku, Sesungguhnya
Engkau Maha Penerima taubat dan ampunan
Doa yang dibaca setelah shalat dhuha:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Artinya:
“ Ya ALLAH, bahwasanya waktu Dhuha itu
waktu Dhuha-MU dan kecantikan adalah kecantikanMU dan keindahan adalah
keindahan-MU dan kekuatan adalah kekuatan-MU dan kekuasaan adalah kekuasaan-MU
dan perlindungan itu adalah perlindungan-MU. YA ALLAH, jikalau rejekiku masih
diatas langit, maka turunkanlah, Dan jikalau ada didalam bumi maka keluarkanlah
dan jikalau sukar maka mudahkanlah dan jika haram maka sucikanlah dan jikalau
masih jauh maka dekatkanlah dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan,
kekuatan dan kekuasaan-MU. Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau
limpahkan kepada hamba-hambamu yang shaleh.
B. Rahasia dan Keutamaan shalat Dhuha
Hadits Rasulullah saw yang menceritakan tentang
keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:
1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh
manusia
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa
Nabi Muahammad saw bersabda:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat
sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid
(ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah)
adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah
sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi
pahala” (HR Muslim).
2. Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu
`anhuma, ia berkata:
“Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan
banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena
dekat jaraknya). Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan
kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling
banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab; “Ya!
Rasul berkata lagi: “Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid
untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat
perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih
al-Targhib: 666)
3. Sebuah rumah di surga
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia
akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah
hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat
rakaat maka akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (HR. Ath Thabarani)
4. Memeroleh ganjaran di sore hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah
saw berkata:
“Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam,
shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi
kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa
`azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at
ukfika bihinna akhira yaumika” (“Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata:
“Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan
mencukupimu di sore harimu”).
Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam
keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang
yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat
Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah….(Shahih
al-Targhib: 673). Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw
bersabda: “Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah,
kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu
ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan
umrah; sempurna, sempurna, sempurna” (Shahih al-Jami`: 6346).
5. Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan
langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di
lautan.” (HR Tirmidzi)
Kebenaran Mutlak milik Allah dan Kesalahan
dari saya
Wa’allahu a’lam bi-showab
وَنَعُوْ
ذُ باِاللهِ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ
Wa Na’udzubillah min ilmin laa yanfa’u
Dan Kita berlindung kepada Allah, dari ilmu
yang tidak bermanfa’at
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus
Shalat Tahajjud
Shalat tahajjud adalah shalat
sunnah yang dikerjakan pada waktu malam hari sesudah tidur walaupun tidurnya
hanya sebentar saja. Jadi apabila shalat tersebut dikerjakan tanpa tidur
sebelumnya, maka bukan dinamakan sebagai shalat tahajjud.
Shalat
Tahajjud meskipun hukumnya hanya shalat sunnah, tapi sangat dianjurkan dalam
agama islam. Sebagaimana Firman Allah SWT yang artinya :
“Hendaklah
Engkau gunakan sebagian waktu malam itu untuk Shalat Tahajjud, sebagaimana
shalat sunnat untuk dirimu, mudah-mudahan Tuhan akan membangkitkan engkau
dengan kedudukan yang terpuji” (Al-Isra’ : 75)
Tata
Cara Shalat Tahajjud
Mengenai
rakaat Shalat Tahajjud, sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya 12
rakaat. Sedang waktu Shalat Tahajjud dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu
sebagai berikut :
- Sepertiga malam yang pertama
dari sekitar pukul 19.00 WIB hingga 22.00 WIB saat utama.
- Sepertiga malam yang kedua dari
sekitar pukul 22.00 WIB hingga 01.00 WIB saat lebih utama.
- Sepertiga malam yang ketiga
dari sekitar pukul 01.00 WIB hingga 04.00 WIB saat paling utama.
Sedangkan
cara (Kaifiat) mengerjakan Shalat Tahajjud yang baik adalah setiap 2 ( dua )
rakaat diakhiri satu salam. Sebagaimana diterangkan oleh Rosulullah SAW :“
Shalat malam itu, dua-dua.” (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim)
Adapun
surat yang dibaca dalam shalat Tahajud pada raka’at pertama setelah surat
Al-Fatihah ialah Surat Al-Baqarah ayat 284-286. Sedangkan pada raka’at kedua
setelah membaca surat Al-Fatihah ialah surat Ali Imron 18-19 dan 26-27. Kalau
surat-surat tersebut belum hafal, maka boleh membaca surat yang lain yang sudah
dihafal.
Bacaan
Doa dalam Shalat Tahajjud :
Diwaktu
melakukan shalat Tahajjud atau sesudahnya, sebaiknya doa yang dibaca adalah
ayat-ayat Al-Qur’an seperti :
Artinya
:“Ya Allah Tuhan kami, berilak kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat. Dan hindarkanlah kami dari siksaan api neraka“.
Apabila
Rasulullah SAW selesai mengerjakan shalat Tahajjud, lalu berdoa seperti berikut
:
Artinya
:
“Ya,
Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya.
Bagi-Mu segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya.
Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta
seisinya. Bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta
seisi-nya. Bagi-Mu segala puji, Engkau benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar,
bertemu dengan-Mu benar, Surga adalah benar (ada), Neraka adalah benar (ada),
(terutusnya) para nabi adalah benar, (terutusnya) Muhammad adalah benar (dari-
Mu), peristiwa hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah,
kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat),
dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan
dengan ajaran-Mu) aku menjatuhkan hukum. Oleh karena itu, ampunilah dosaku yang
telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan,
tiada Tuhan yang hak disembahkecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada
Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau”.
Manfaat
Shalat Tahajjud
Berbicara
tentang keutamaan shalat Tahajud, Rasulullah SAW pada suatu hari pernah
bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya,
dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam
kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat”.
Adapun
lima keutamaan di dunia itu adalah :
1. Akan dipelihara oleh Allah SWT
dari segala macam bencana.
2. Tanda ketaatannya akan tampak
kelihatan dimukanya.
3. Akan dicintai para hamba Allah
yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia.
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan
kata-kata yang mengandung hikmah.
5. Akan dijadikan orang bijaksana,
yakni diberi pemahaman dalam agama.
Sedangkan yang empat keutamaan di
akhirat, yaitu :
1.
Wajahnya berseri ketika bangkit dari
kubur di Hari Pembalasan nanti.
2.
Akan mendapat keringanan ketika di
hisab.
3.
Ketika menyeberangi jembatan
Shirathal Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat,
4.
seperti halilintar yang menyambar.
5.
Catatan amalnya diberikan ditangan
kanan.
Shalat Istikharah, perkataan istikharah
berasal dari bahasa arab yang artinya mohon dipilihkan. Menurut
istilah syarak, shalat istikharah adalah shalat sunnah dua rakaat yang
dikerjakan dengan maksud mohon petunjuk ( hidayah ) Allah dalam menentukan
pilihan terbaik diantara dua atau lebih pilihan.
Solat Sunnat Istikharah
Solat ini dilakukan
untuk mendapatkan petunjuk, terutama bila seseorang dalam keraguan memutuskan
mana yang terbaik diantara dua perkara yang diragukan. Jika timbul keraguan
dalam hati untuk memilih atau mengambil keputusan dalam sesuatu perkara,
contohnya: apakah aku harus menolak atau menerima? Keraguan makin terasa,
keputusan tidak dapat dipastikan setelah melihat masing-masing ada kelebihan
dan keburukannya.
Oleh yang demikian,
hendaklah menyerahkan pada Yang Maha Kuasa untuk memilihnya. Sebelum seseorang
mengambil keputusan ia dianjurkan solat istikharah dua rakaat.
Dengan mengharapkan agar
ditunjukkan Allah untuk mendapatkan pilihan yang terbaik. Jika keraguan masih
mempengaruhi fikiran untuk menentukan pilihan, ulangilah solat istikharah dan
membaca doanya, walaupun pengulangan sampai 7 kali berturut-turut. Selepas itu,
bertawakkal kepada Allah, pilihlah salah satu daripadanya, ambillah yang mana
arah ‘hati’ lebih cenderung setelah berdoa. Jangan menimbulkan lagi keraguan,
yakinlah bahawa itu adalah pilihan terbaik dari yang Maha Kuasa.
Jangan merasa kecewa
andai ternyata dalam keputusan yang dipilih menimbulkan keinginan yang tidak disukai.
Ingatlah bahawa ini adalah yang telah digariskan pada azali yang tidak dapat
dielakkan, besar kemungkinan mengandungi hikmah, membawa kebaikan dimasa akan
datang, hendaklah tetap mempunyai husnuz-zan kepada Allah.
Tata Cara Shalat Istikharah
Tata cara solat
istikharah lebih kurang sama dengan solat subuh, Hanya niatnya saja yang
berlainan, iaitu berniat solat istikharah. dilaksanakan sebelum tidur ataupun
setelah bangun tidur. Sangat baik dilakukan sesudah lewat tengah malam disaat
sunyi, supaya hati lebih khusyuk dalam mengemukakan permohonan kepada Allah.
Solat ini sangat peribadi sifatnya. Sebab itu harus dikerjakan sendirian. Solat
ini tidak memakai azan atau iqamah.
Lafaz niat:-
Ushalli Sunnatal Istikharaati Rak’ataini Lillahi Ta’aala
Sahaja Aku sembahyang sunnat istikharah 2 rakat tunai kerana Allah
Ta’ala
Rakaat pertama-
Baca surah Al-fatihah
dan surah Al-kafirun
Rakaat kedua-
Baca surah Al-fatihah
dan surah Al-ikhlas
Selepas salam, bacalah
doa yang disarankan dalam istikharah.
Dalam
berdoa sebaiknya menyebutkan permintaan yang ingin diberikan petunjuk oleh Allah
s.w.t. misalnya: “Ya Allah, jika hal ini….(sebutkan namanya)”
Doa istikharah
Setelah selesai solat,
berdoa seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW:
Ertinya:-
“Ya
Allah, aku memohon petunjuk memilih yang baik dalam pengetahuanMu, aku mohon
ditakdirkan yang baik dengan kudratMu, aku mengharapkan kurniaMu yang besar.
Engkau Maha Kuasa dan aku adalah hambaMu yang dhaif. Engkau Maha Tahu dan aku
adalah hambaMu yang jahil. Engkau Maha Mengetahui semua yang ghaib dan yang
tersembunyi.
Ya
Allah, jika hal ini (***) dalam pengetahuanMu adalah baik bagiku, baik pada
agamaku, baik pada kehidupanku sekarang dan masa datang, takdirkanlah dan
mudahkanlah bagiku kemudian berilah aku berkah daripadanya.
Tetapi
jika dalam ilmuMu hal ini (***) akan membawa bencana bagiku dan bagi agamaku,
membawa akibat dalam kehidupanku baik yang sekarang ataupun pada masa akan
datang, jauhkanlah ia daripadaku dan jauhkanlah aku daripadanya. Semoga Engkau
takdirkan aku pada yang baik, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas setiap
sesuatu.”
Disyari'atkan
Shalat Taubat
Para
ulama bersepakat tentang disyari'atkannya shalat taubat. Diriwayatkan dari Abu
Bakar al-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَا
مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ، ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي
رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
"Tidaklah
seorang hamba berbuat satu dosa, lalu ia bersuci dengan baik, lalu berdiri
untuk shalat dua rakaat, kemudian memohon ampun kepada Allah, melainkan Allah
akan mengampuni dosanya."
Kemudian
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam membaca:
وَالَّذِينَ
إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ
فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ
يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Dan
(juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. [QS. Ali
Imran: 1365]." (HR. Abu Dawud no. 1521. Dishahihkan oleh Al-Albani
dalam Shahih Abi Dawud)
Penulis
Shahih Fiqih Sunnah dalam megomentari hadits di atas mengatakan, "Dalam
sanadnya terdapat kelemahan, hanya saja ayat tersebut menguatkan maknanya. Di
samping itu, hadits ini juga dishahihkan oleh sebagian ulama." (Shahih
Fiqih Sunnah: 2/95)
Imam
Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya, dari Abu Darda' Radhiyallahu 'Anhu,
ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
"Siapa yang berwudhu dan memperbagus wudhunya, lalu berdiri shalat dua
rakaat atau empat (salah seorang perawi ragu), ia memperbagus dzikir dan
khusyu' dalam shalatnya, kemudian beristighfar (meminta ampun) kepada Allah 'Azza
wa Jalla , pasti Allah megampuninya." (Para pentahqiq al-Musnad
mengatakan: Isnadnya hasan. Syaikh Al-Albani menyebutkannya dalam Silsilah
al-Ahadits al-Shahihah, no. 3398).
Sebab
Dikerjakannya Shalat Taubat
Shalat
taubat dikerjakan saat seorang muslim terjerumus ke dalam kemakasiatan, baik
maksiat dosa besar atau kecil. Maka ia wajib bersegera taubat dan disunnahkan
baginya untuk mengerjakan shalat dua rakaat. Dua rakaat ini termasuk bagian
dari amal shalih yang disunnahkan untuk dikerjakan dalam masa taubat. Ia
sebagai wasilah (perantara) kepada Allah untuk mendapatkan taubat dari-Nya dan
ampunan atas dosanya.
Waktu
Shalat Taubat
Disunnahkan
mengerjakan shalat taubat ini saat seorang muslim bertekad untuk bertaubat dari
sebuah dosa yang telah diterjangnya, baik taubat ini segera dikerjakan selepas
ia melakukan maksiat itu atau mengakhirkannya. Yang wajib atas seorang yang
berdosa agar segera bertaubat. Tapi kalau ia mengakhirkannya/menundanya maka
tetap diterima. Karena taubat bisa diterima selama belum datang satu dari dua
kondisi berikut ini:
1.
Apabila ruh belum sampai ke
kerongkongan. Yakni ia yakin akan segera mati sehingga tidak punya pilihan lain
kecuali itu, seperti Fir'aun, dikisahkan dalam QS. Yunus: 91-92.
Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ
اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ
"Sesungguhnya
Allah tetap menerima taubat seorang hamba selama ruh (nyawa)nya belum di
tenggorokan." (HR. Al-Tirmidzi, hadits hasan)
2.
Apabila matahari terbit dari barat,
karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ
تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ
"Barangsiapa
yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah akan menerima
taubatnya." (HR. Muslim, no. 2703)
Shalat
taubat ini disyariatkan dalam semua waktu, sampai pada waktu terlarang seperti
sesudah shalat 'Ashar. Sebabnya, karena ia termasuk jenis shalat yang memiliki
sebab. Maka disyariatkan dan boleh langsung dikerjakan saat datang sebabnya.
Syikhul
Islam rahimahullah berkata,
وَكَذَلِكَ
صَلَاةُ التَّوْبَةِ فَإِذَا أَذْنَبَ فَالتَّوْبَةُ وَاجِبَةٌ عَلَى الْفَوْرِ
وَهُوَ مَنْدُوبٌ إلَى أَنْ يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَتُوبَ كَمَا فِي
حَدِيثِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ
"Demikian
pula shalat taubat (termasuk shalat yang memiliki sebab dan harus segera
dilakukan, sehingga boleh dilakukan meskipun waktu terlarang untuk shalat),
jika seseorang berbuat dosa, maka taubatnya itu wajib, yaitu wajib segera
dilakukan. Dan disunnahkan baginya untuk melaksanakan shalat dua raka’at.
Kemudian ia bertaubat sebagaimana keterangan dalam hadits Abu Bakar Al-Shiddiq.”
(Majmu’ Al-Fatawa, Ibnu Taimiyah: 23/215)
Sifat
Shalat Taubat
Shalat
taubat dikerjakan sebanyak dua rakaat. Dikerjakan sendirian, karena ia termasuk
nawafil yang tidak disyariatkan secara berjamaah. Dan disunnahkan untuk
beristighfar sesudah selesai mengerjakannya, sebagaimana yang terdapat dalam
hadits Abu Bakar al-Shiddiq Radhiyallahu 'Anhu di atas.
Tidak
ditemukan tuntutan dari sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang
menetapkan bacaan tertentu pada dua rakaat tadi. Maka orang yang mengerjakan
shalat taubat membaca surat yang dia kehendaki. Selain itu, juga disunnahkan
baginya untuk memperbanyak amal shalih lainnya. Ini didasarkan kepada firman
Allah Ta'ala:
وَإِنِّي
لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى
"Dan
sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal
saleh, kemudian tetap di jalan yang benar." (QS. Thaahaa: 82)
Di
antara amal-amal utama yang bisa dikerjakan oleh orang yang bertaubat: shadaqah,
karena shadaqah termasuk sebab besar yang menghapuskan dosa.
إِنْ
تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا
الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
"Jika
kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka
menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu
sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Baqarah: 271)
Terdapat
penguat dari kisah Ka'ab bin Malik Radhiyallahu 'Anhu, saat Allah
menerima taubatnya, ia berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya dengan
sebab (diterima) taubatku, saya akan mensedekahkan semua hartaku kepada Allah
dan Rasul-Nya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
"tahanlah sebagian hartamu, maka itu lebih baik bagimu." Ia menjawab,
"Aku tahan sahamku yang ada di Khaibar." (Muttafaq 'Alaih)
Kesimpulan:
- Shalat taubat memiliki landasan
shahih dari sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
- Shalat taubat disyariatkan saat
seorang muslim bertaubat dari dosa besar maupun kecil. Tidak dibedakan,
baik dosa itu baru saja dikerjakan atau sudah lama.
- Shalat taubat bisa dikerjakan
pada semua waktu, sampai pada waktu yang terlarang mengerjakan shalat
sunnah.
- Selain mengerjakan shalat
taubat, orang yang bertaubat juga dianjurkan mengerjakan amal-amal
kebajikan, seperti shadaqah dan selainnya.